reachwithyourdream

hei ...

  Awal tahun 2011 awal berat badan saya sudah di ujung 3 digit yaitu 99kg, badan berasa berat dan tidak produktif. Melihat kondisi itu, akhirnya memutuskan untuk menurunkan berat badan. Kenapa? Karena baik secara “penampilan”tidak enak dipandang dan dari sisi kesehatan juga tidak baik.

Dengan tekat, semangat dan keinginan yang kuat … dalam waktu
4 bulan berat badan turun 18 kg alias menjadi 81kg.  Apa yang saya lakukan? Ada harga yang harus saya bayar …. Tidak hanya sekedar sejumlah uang tetapi dengan disiplin , komitmen dan konsisten.

Saya memutuskan ikut salah satu tempat kebugaran yang lebih di kenal dengan Fitness atau Gym dimana tidak hanya sebagai member saja tetapi sampai mengikuti program Personal Trainer ( PT )… harga yang harus dibayar semakin mahal. Dengan mengikuti PT ini ada harga yang harus dibayar lagi selain duit …. Apa itu? Selama program PT ini tidak makan makanan mengandung karbohidrat seperti nasi, bakmi, gorengan, lemak, susu, coklat, roti putih, minuman manis, junk food, es krim dll. Terus apa yang boleh di makan? Yang saya konsumsi spt oatmeal, buah , sayur, daging tanpa lemak, dada ayam rebus atau bakar, taoge goreng ( ini ternyata bukan di goreng tapi direbus )

Selain program PT, saya menambah porsi latihan setiap pagi sebelum ke kantor memulai dengan berlari hanya 500 meter setiap pagi selama 2 minggu dan porsi nya terus ditambah :

·        1km setiap hari selama 2 minggu

·        1,5km setiap hari selama 2 minggu

·        2km setiap hari selama 2 minggu

·        Dan akhir nya bisa 5km setiap hari

Dan ternyata berat badan saya berhasil turun menjadi 81kg … wow senang dan amazing bisa juga saya melewati 3 bulan yang berat tetapi itulah sebuah harga yang harus saya bayar … thanks buat Pak Dinan ( Personal Trainer ) dan bersyukur apa yang saya lakukan bisa menjadi inspirasi buat temen2 yang lain waktu itu.

Tetapi setelah saya mendapatkan kesempatan untuk pindah ke dunia kerja yang baru … disiplin , komitmen dan konsisten sepertinya menjadi terlupakan karena situasi kerja yang mendukung saya untuk bisa menjadi sebuah “alasan “ untuk menikmati makanan dan minuman yang ada di depan mata dan siap untuk di lahap. Tidak berasa, hari ke hari , minggu ke minggu, bulan ke bulan bahkan tahun ke tahun …. Tepatnya tahun 2015 …. Wow berat badan saya kembali lagi menunjukkan 99kg dan sia2 dan mubasir sudah dengan harga yang sudah saya bayar selama ini.

Seperti awal tahun 2011, dengan berat badan 99 kg seakan menjadi alarm buat saya yang menyadarkan untuk kembali mengingat atas apa yang sudah saya lupakan …. disiplin, komitment dan konsisten

Di dunia kerja yang baru di Triputra Agro Persada dengan proses kerja dimana harus melakukan Genba ke Perkebunan Sawit … perjalanan yang jauh lewat darat, harus naik speed ( kapasitas 4 – 5 orang ) dan berjalan keluar masuk area kebun denga topografi berbukit …. berat bedan saya sepertinya menjadi penghambat saya untuk bisa lebih produktif dalam bekerja. Sepanjang perjalanan menyusur Sungai Kapuas menggunakan speed, antara kaki dan perut seperti nya tidak pernah sinkron. Kaki minta diluruskan tetapi tidak bisa karena sempit sementara perut berkata : Jangan pencet perut saya dengan kaki mu .. tolong luruskan. Begitulah yang terjadi sepanjang menyusuri Sungai Kapuas.

Selain itu, saat Genba ke lapangan di kebun Sawit nafas mulai senin kamis ketika harus turun naik karena topografi yang berbukit ( tidak tinggi sih tapi kan lama-lama engap juga ). Keinginan untuk menurunkan berat badan kembali ( tidak ada target ) semakin kuat ketika suatu kali berada di Rumah Duka ada sebuah percapakan seorang suami istri.

Sang suami berkata : Suatu saat kita akan seperti ini juga tetap belum tahu kapan.

Istri : Hanya diam saja tidak ada komentar sama sekali

Tetapi di saat perjalanan pulang ….

Istri bilang : Nanti yang meninggal saya duluan ya …. Biar kamu bisa rawat dan jagain saya

Suami : Hanya diam saja tidak ada komentar sama sekali

Semakin kuat keinginan saya untuk kembali menurunkan berat badan ….. sebuah harga harus saya bayar kembali tetapi bedanya saya tidak menggunakan Personal Trainer tetap apa yang sudah pernah diajarkan saya pakai untuk bisa menurunkan berat badan. Untuk memulai, beberapa alat saya beli untuk mensupport dan membentuk kembali Disiplin, Komitment dan Konsisten karena untuk memulai kembali sepertinya akan berat apalagi ini melaluinya sendirian.

Setiap pagi jam 4.15 mulai dengan body weight workout dan dilanjutkan berlari dengan jarak pendek selama 2 minggu … dan terus berlanjut dengan intensitas dan repetisi yang ditingkatkan plus tetap dengan menjaga konsumsi makanan no carbo. Singkat cerita, 5 bulan kemudian saya tenyata sudah kembali ke 81kg dan untuk tidak terulang kembali … tidak hanya Disiplin ( ada komitmen dan konsisten ) tetapi perlu dengan Responsibility ( Tanggungjawab ). Dan ternyata Responsibility ini yang memampukan saya untuk terus menjaga Komitmen dan Konsisten yang sudah saya lakukan selama ini. 

Discipline – Responsibility – Evaluation ….. ternyata membuat saya terus mencoaba mendapatkan sebuah pencapaian yang lebih baik dari event-event lari sebelumnya. Dengan jarak yang sama dan pencapaian lebih cepat meskipun hanya 5 detik lebih cepat … wow saat itu rasanya seperti tampil sebagai juara untuk diri sendiri.

Kategori mulai naik .. yang awal nya 5K terus mencoba ikut kategori 10K ….. Disipilin berlari dan berlatih ditambah dengan tanggungjawab harus bisa melewati jarak 10K dan terus evaluasi hasil-hasil saat berlatih …. Akhir nya event 10K tiba dan bisa melampauinya dengan catatan waktu tertentu.

Tidak berhenti sampai di situ .. coba ikut event 10K lainnya dengan target waktu lebih cepat dari yang sebelumnya ….. dan berhasil dengan waktu lebih cepat meskipun mungkin hanya berbeda 5-10 detik saja.

Waktu berjalan … rutinitas berlari terus berlanjut dan suatu saat saya mencoba ikut event lari yang ada di Jakarta … Herrbalife Run 5K bulan Oktober 2019 adalah event yang pertama dimana saya tidak tahu harus gimana, tidak ada yang kenal tetapi semua itu adalah bagian dari sebuah Disiplin dan Responsibility saya dalam menjaga berat badan tubuh.

Hasil dari Herbalife Run 5K membuat saya untuk terus berlari dan mencoba ikut event lari lainnya dan saya mencoba untuk terus berlatih dan melakukan evaluasi :

  • Bagaimana cara berlari yang benar
  • Bagaimana mengatur nafas dengan benar
  • Bagaimana posisi badan saat berlari
  • Persiapan apa yang harus di lakukan untuk sebuah event lari

Sampai di event Combi Run 2017, saya mengikuti Sesi Coaching Technic Running yang di adakan oleh Combi Run. Kecintaan sata akan lari semakin bertambah …. Event berikut saya daftar dan terus berlari sambil tetap meng evaluasi tehnik berlari.

Kategori berikutnya adalah 21K yang harus saya bisa taklukan … searching event 21K dan menemukan Combi Run 21K …. Dan berhasil menaklukkannya dengan sebuah catatan waktu yang harus dipecahkan untuk event berikutnya … berhasilkah???? Ya berhasil dengan catatan waktu yang lebih baik di event lari 21K berikutnya dengan Penyelenggara yang berbeda.

SELF MOTIVATION

Tidak pernah juara dalam setiap event yang saya ikuti tapi dengan memperbaik catatan waktu atau lebih di kenal dengan sebutan Personal Best …. Seakan waktu itu menjadi Juara karena adanya sebuah pencapaian ( ACHIEVEMENT ) yang lebih baik. Discipline – Responsibility – Evaluation – Achievement ….
Terus membuat saya untuk berlari dan titik jenuh berlari mulai datang … saya mencoba alternatif lainnya dengan bersepeda dan ternyata bersepeda bisa menjadi sebuah alternatif untuk memecahkan kejenuhan. Trainer Cycling Tools mendarat di rumah saya sehingga ketika hujan pun saya masih bisa melakukan Indoor Cycling.
D.R.E.A.M

Duathlon Powerman Asia 2017

Sampai suatu saat saya melihat ada Event Duathlon yang diselenggarakan oleh Powerman Asia … wow tantangan baru ini dan saya coba registrasi dan mengikuti Event Duathlon ini ( saya masih menggunakan sepeda jenis MTB ). Kategori yang saya ikut adalah Run 5K – Bike 30K – Run 5K ….. berhasil meskipun di 5K Run yang kedua lebih banyak berjalan daripada berlari. Event duathlon tahun berikutnya saya ikut kembali dengan Kategori yang sama tetapi saya menggunakan Road Bike …. Berlatih dan terus berlatih …. Pencapaian waktu bisa lebih baik lebih cepat hampir 10 menit karena di Run 5K yang kedua saya bisa terus berlari ( ada sih jalan nya sedikit hehehe ) Tahun berikutnya, event Duathlon ke 3 saya coba ikut kembali dengan Kategori Run 10K – Bike 60K – Run 3K …. Naik leve dan latihan demi latihan dengan serius dilakukan …. Tapi saying karena kondisi tidak memungkinkan oleh pihak penyelenggara dibatalkan.

Tahura Trail Run 2019

Terus mencoba mencari tantangan …. Akhir nya mencoba ikut event lari di alam bebas alias Trail Run …. Tahura Train Run 2019 di Bandung jadi pilihan dan Kategori 21K yang saya pilih. Dan memang betul … track lari dari start sudah mulai menanjak dan seingat saya kok banyak tanjakannya daripada yang datar …. Sempat terjatuh 2x karena track yang licin di persawahan tetapi tetap dengan semangat sampai garis finish … akhirnya FINISH STRONG dalam waktu 3 jam

- Discipline – Responsibility – Evaluation –

SCSM 2019

Sudah mulai jenuh kembali ikut event2 lari tapi masih komitment dan konsisten berlari .. terbersit sekali waktu ikut even di luar Jakarta alias luar negeri paling tidak di Asia. SCSM 2018 jadi pilihan dengan kategori 21K di Singapore …. Berhasil meskipun dari catatan waktu malah jauh dari Personal Best ( lebih lambat 30 menit ).


Borobudur Marathon 2019

Dan pencapain di event SCSM tidak berakhir … tahun 2019 lebih selektif ikut event dan memutuskan ikut Borobudur Marathon dengan kategori Full Marathon pas kali ini peserta yang akan ikut dan akan di undi ( ball out ) … dengan pemikiran kalau terpilih ya ikut kalau gak terpilih ya gak ikut. Dan ternyata nama saya terpilih ikut di Full Marathon dengan masuk di bench 4 jam …. Hmm apa bisa ya? Padahal 21K saja saya 2 jam 20 menit … kalau 2 kali lipat jarak nya paling tidak 4 jam 40 menit sementara semakin lama berlari kecepatan ( pace ) semakin menurun ( kan bukan atlet professional ).
17 November 2019 jam 04.30 bendera start dan bunyi sirene menandai dimulainya Borobudur Marathon 2019. Kaki ini mulai berlari dan terus berlari dengan penuh semangat dan keyakinan akan mencapai garis finish dalam waktu 5 jam 30 menit. Memasuki kilometer 18, apadaya kaki kanan mengalami Kram dan harus berhenti di Water Station untuk mendapatkan perawatan. Akhirnya, kaki ini masih bisa terus berlari tetapi setiap ada Water Station, bagian kaki engkel, paha dan lutut harus di semprot anti sakit. Di kilometer ke 32, sepertonya MENYERAH menjadi sebuah kata yang tepat .... tetap dengan mental yang kuat untuk berjuang meneruskan berlari sampai di garis finish dengan waktu 6 jam 4 menit.

RUNNER QUOTE

No Name

Runner

No Name

Runner

Self Disciplne

Runner

Rafael

Motivator